Dalam banyak kasus, seringkali para khatib membumbui khutbah hajah ini dengan menambahkan beberapa ungkapan tanpa dilandasi dalil, seperti ungkapan, “Wanastahdiihi” dan “Wanatuubu ilaihi”. Padahal, bagi orang yang mencintai sunah, akan merasa cukup dan puas dengan apa yang telah ditetapkan dalam sunah. [Redaksi www.KhotbahJumat.com]
Kreatif
Memilih Khutbah
Begitu banyak khatib yang mengawali
khutbahnya dengan menggunakan pengantar yang dihiasi dengan sajak, syair, atau
puisi yang berlebih-lebihan. Fenomena ini tentu menyimpang dari tuntunan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam
mengawali khutbahnya. Dalam praktiknya, ketika memulai khutbah, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membukanya
dengan menggunakan khutbah hajah.
Ibnu Qudamah menjelaskan, “Seorang
khatib dianjurkan mengawali khutbahnya dengan mengucapkan tahmid (puja dan
pujian kepada Allah, pen.)
sebelum menyampaikan pesan khutbah. Sebab, Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam ketika berkhutbah, mencotohkan seperti itu.”
Contoh khutbah hajah adalah sebagai berikut:
إِنَّ الحَمْدَ لِلهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وُنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا
الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمْداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
Selanjutnya, beliau menyampaikan isi
pesan khutbah.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa melihat takhrij khutbah
hHajah ini dalam artikel berjudul Khutbah
Al-Hajah, karya Syekh Al-Albani.
Catatan:
Dalam banyak kasus, seringkali para khatib membumbui khutbah
hajah ini dengan menambahkan beberapa ungkapan tanpa dilandasi dalil, seperti
ungkapan, “Wanastahdiihi” dan “Wanatuubu ilaihi”. Padahal, bagi orang yang
mencintai sunah, akan merasa cukup dan puas dengan apa yang telah ditetapkan
dalam sunah.
Sumber: 33 Kesalahan Khotib Jumat, Su’ud bin Malluh bin Sulthan
Al-‘Unazi, Pustaka at-Tazkia, 2006
0 Response to "Kreatif Memilih Khutbah Jumat"