Perlu dipahami bahwa konsep kematian dalam Islam berbeda dengan
konsep kematian secara umum.
Secara umum, masyarakat mengkategorikan mati berdasar cara
kematian dan membaginya atas mati baik dan mati tidak baik.
Bila ada orang yang mati tertabrak kereta, kecelakaan lalu
lintas, tenggelam, kecelakaan pesawat dsb, maka dianggap matinya tidak baik,
terlepas dari apa yang dilakukan saat mati.
Dan bila orang menghembuskan nafas dengan tenang, seperti mati
karena penyakit kronis atau ketuaan maka matinya dianggap mati baik.
Dalam Islam, baik atau tidaknya kematian bukan ditentukan oleh
sebab tetapi oleh apakah kematian tersebut dalam keadaan Islam dan berbuat
kebaikan atau tidak.
Orang yang mati dalam keadaan Islam dan berbuat kebaikan atau
ibadah disebut mati baik atau husnul khatimah dan sebaliknya orang yang mati
dalam kemaksiatan dan kekafiran disebut mati buruk atau suul khatimah.
Dengan konsep ini, walaupun orang mati bersimbah darah atau
lewat kejadian tragis tetapi bila itu terjadi saat beribadah dijalan Allah atau
jihad fi sabilillah maka kematiannya dianggap husnul khatimah atau mati baik.
Sedangkan orang yang mati tenang tetapi dalam keadaan maksiat
maka matinya dianggap suul khatimah atau mati tidak baik.
Misalnya orang yang minum alkohol berlebihan kemudian mati
ditempat tidur. Atau orang yang sedang berjudi atau berzina dan tiba tiba
mendapat serangan jantung. Walau orang ini mati secara perlahan tetapi
kematiannya dianggap kematian yang tidak baik.
Mati husnul khatimah atau akhir hidup dengan baik merupakan
puncak tertinggi dari pendakian cita-cita seorang insan pribadi muslim.
Mati dalam keadaan husnul khatimah tersebut juga ditegaskan dan
senantiasa diingatkan Allah seperti disebutkan melalui firmanNya dalam Al-Quran
bahwa:
“dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
[QS 3 Ali ‘Imran, ayat 102]
“dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
[QS 3 Ali ‘Imran, ayat 102]
Orang yang mati dalam keadaan khusnul khatimah akan dibalas
dengan surga.
Karena indahnya mati khusnul khatimah ini, maka ummat Islam
dalam setiap doanya selalu meminta untuk dimatikan dalam keadaan khusnul
khatimah dan bukan suul khatimah.
Setiap ummat Islam sungguh amat mendambakan untuk mati secara
khusnul khatimah.
Terkait dengan tragedi yang terjadi pada saudara-saudara kita di
Masjidil Haram kemarin, mereka meninggal pada saat:
1. Dalam proses melaksanakan haji yang merupakan rukun Islam
yang kelima, yang balasannya adalah surga.
2. Berada dalam bulan Dzulqa’dah, suatu bulan yang amat agung.
3. Berada di Masjidil Haram yang merupakan rumah Allah yang
Agung.
4. Sedang melakukan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, sedang
atau selesai melakukan tawaf, sedang shalat sunnah, sedang berdzikir yang
semuanya merupakan pengabdian pada Allah.
5. Sedang menunggu waktu shalat Maghrib dimana Allah sangat
menyayangi orang yang datang ke masjid menunggu waktu shalat tiba.
6. Bersimbah darah saat beribadah yang menyamai keadaan orang
yang jihad fi sabilillah.
7. Pada hari Jum’at.
MAKA APAKAH ADA KEMATIAN YANG LEBIH INDAH DARIPADA KEMATIAN YANG
TERJADI PADA SAUDARA KITA DI MASJIDIL HARAM KEMARIN?
Baca Juga Artikel : Mendoakan Diri Sendiri Sebelum Orang Lain
Sementara kita sibuk mencari penyebab dan berkomentar tentang
kematian tersebut.. Allah memang menakdirkan saudara-saudara kita tersebut mati
dalam keadaan tersebut karena Allah hendak mematikan mereka dalam keadaan
husnul khatimah dan syahid insya Allah dan akan membalas mereka dengan surgaNya
Insya Allah…
0 Response to "Konsep Kematian Dalam Islam"