Jika seorang pemuda salah memanfaatkan media komunikasi dan
internet yang begitu berkembang sekarang, maka akan timbul hal-hal sebagai berikut
Sesungguhnya Allah
menciptakan berbagai macam harta sebagai ujian bagi manusia untuk menguji
siapakah yang bersyukur dan siapakah yang kufur. Termasuk dalam hal ini adalah
Allah memudahkan munculnya berbagai media komunikasi modern agar kita bersyukur
dan menggunakannya sebagai sarana untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا
أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ
عَظِيمٌ
“Dan ketahuilah,
bahwa harta dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di
sisi Allah-lah pahala yang besar” (QS. Al-Anfaal: 28).
Allah Ta’ala juga
berfirman:
وَسَخَّرَ
لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Dia menundukkan
untuk kalian apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (bahwa Allahlah satu-satunya sesembahan
yang berhak diibadahi)” (QS. Al-Jaatsiyyah: 13).
Bagi orang yang
beriman dan benar-benar mau berfikir tentang ciptaan Allah, niscaya akan bisa
mengambil pelajaran bahwa seluruh fasilitas kehidupan di muka bumi yang telah
Allah ciptakan ini adalah sarana peribadatan kepada Allah. Di dalam ciptaan
Allah, terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Allahlah satu-satunya
sesembahan yang berhak untuk diibadahi.
Pada zaman ini, banyak
media komunikasi modern yang sangat bermanfaat, namun jika media tersebut
disalahgunakan, dapat menimbulkan kerusakan yang parah. Jika seorang pemuda salah
memanfaatkan media komunikasi tersebut, maka akan timbul hal-hal
sebagai berikut.
- Melalui akses internet, seorang
pemuda bisa saja membuka situs-situs aliran sesat. Dikarenakan hal ini,
seorang pemuda bisa menjadi teroris. Hal ini merusak agamanya. Selain itu,
melalui akses internet, seorang pemuda juga dapat mengakses situs-situs
porno. Hal tersebut merusak akal dan akhlaknya.
- Dengan media sosial seperti whatsapp dan facebook,
seseorang bisa menggoda atau tergoda dengan lawan jenis, hingga pada tahap
tertentu dapat menjerumuskannya ke jurang perzinaan. Camkanlah.
3. Kosong dari
kesibukan yang bermanfaat
Waktu luang sangat
berbahaya bagi siapapun, khususnya bagi para pemuda. Hal ini karena masa muda
adalah masa di mana semangat untuk beraktifitas amat tinggi, masa di mana rasa
ingin tahu sangat menggebu, masa di mana syahwat begitu bergejolak, dan masa di
mana pergaulan diperluas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
mengingatkan kita semua, termasuk para pemuda
نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan
yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang” (HR. Bukhari).
Di waktu kosong,
seorang pemuda bisa menghabiskan waktunya semalam suntuk untuk melakukan
berbagai macam hal tak bermanfaat. Jauh dari aktifitas yang produktif. Tanpa
terasa, ia habiskan masa mudanya kosong dari karya duniawi maupun akhirat. Saat
tiba masa tuanya, ia dalam keadaan kehilangan salah satu hal paling berharga
dalam hidupnya, yaitu masa muda. Oleh karena itu, manfaatkanlah masa muda Anda,
wahai para pemuda Islam dan jangan pernah kau lupakan nasehat emas Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam,
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima
perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa
kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum
datang matimu” (HR. Al Hakim . Beliau dan Syaikh Al-Albani
menshahihkannya).
5. Suka mengikuti trend
buruk
Banyak pemuda zaman
sekarang yang diperbudak oleh trend yang sedang berkembang di kalangan anak
muda. Baik itu trend dalam masalah potongan rambut, gaya berpakaian, kosakata
gaul, permainan, hobi, cara bergaul, tempat nongkrong, model kendaraan, dan
yang lainnya. Celakanya, perkara yang menjadi trend tersebut bertentangan
dengan Islam. Perkara tersebut disebarkan oleh musuh-musuh Islam, orang-orang
kafir atau orang-orang fasik penggemar maksiat. Banyak pemuda Islam yang tidak
mampu menyaring trend tersebut karena minimnya pemahaman mereka tentang Islam
yang benar dan lemahnya semangat beragama Islam pada diri mereka. Akibatnya,
mereka menjadi para pemuda pengekor trend tersebut, bahkan rela menjadi penjaja
dan penghusung trend-trend itu.
Riang gembiralah
musuh-musuh Islam, karena dengan mengikuti trend-trend itu, mereka telah banyak
berhasil merusak pemikiran, akhlak, kepribadian, dan agama pemuda Islam.
Sadarlah, wahai pemuda Islam! Bukankah Allah Ta’ala telah
memperingatkan agar tidak mengikuti kebanyakan manusia, ketika mereka dalam
kebatilan,
وَإِنْ
تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ
يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
“Dan jika kamu
menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Al-An’aam:
116).
Dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam pun telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak
mengekor kaum yang buruk agama, ideologi, akhlak, ibadah dan tingkah lakunya,
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Daawud,
Ahmad dan yang lainnya, shahih dengan keseluruhan jalannya)1.
Al-Munaawiy rahimahullah berkata,
وقيل
المعنى: من تشبه بالصالحين وهو من أتباعهم يكرم كما يكرمون، ومن تشبه بالفساق يهان
ويخذل كهم، ومن وضع عليه علامة الشرف أكرم وإن لم يتحقق شرفه، وفيه أن من تشبه من
الجن بالحيات وظهر بصورتهم قتل….
“Dikatakan maknanya
adalah barangsiapa yang menyerupai orang-orang shalih, maka ia termasuk orang
yang mengikuti mereka. Ia pun dimuliakan sebagaimana orang-orang shalih itu
dimuliakan. Barangsiapa yang menyerupai orang-orang rusak, maka akan dihinakan
dan direndahkan sebagaimana mereka (dimuliakan dan direndahkan). Dan
barangsiapa yang diletakkan padanya tanda-tanda kehormatan, ia lebih mulia meskipun
kehormatannya itu tidak kelihatan. Dalam hadits itu juga terdapat faedah, jin
yang menyerupai ular dan nampak dalam bentuknya (seperti ular), boleh dibunuh”2.
Ash-Shan’aaniy rahimahullah berkata:
والحديث
دال على أن من تشبه بالفساق كان منهم أو بالكفار أو بالمبتدعة في أي شيء مما
يختصمون به من ملبوس أو مركوب أو هيئة…
“Hadits tersebut
menunjukkan bahwa siapa saja yang menyerupai orang-orang rusak, maka termasuk
golongan mereka. Atau menyerupai orang-orang kafir atau mubtadi’ (orang yang
mengada-ada syariat baru) dalam hal apa saja yang menjadi kekhususan mereka
dengannya dalam gaya berpakaian, berkendaraan, atau gaya/tata cara yang
lainnya”3.
6. Tidak punya prinsip
hidup yang benar
Seorang pemuda yang
tidak tahu untuk apa ia diciptakan tentu berbeda dengan seorang pemuda yang
tahu untuk apa ia diciptakan!Pemuda yang tidak tahu untuk apa ia diciptakan,
sangat memungkinkan hidupnya tak terarah. Hal ini karena ia tidak memahami apa
tujuan hidupnya dan kemana ia harus melangkah dalam mengarungi kehidupan ini.
Ia hidup tanpa memiliki prinsip yang benar, hidup yang asal hidup,
terombang-ambing arus komunitasnya.
Adapu pemuda yang
mengetahui kenapa dia diciptakan, ia akan sadar bahwa hidup ini memiliki
tujuan. Ia diciptakan bukan untuk tinggal selamanya di dunia ini. Kampung
hakiki baginya adalah akhirat. Ia beraktifitas menuju kepada tujuan hidupnya
tersebut. Dalam kehidupan ini, ia langkahkan kakinya dengan prinsip hidup yang
jelas dan diridhoi oleh Rabbnya. Semua problem kehidupannya dihadapi dengan
prinsip hidup tersebut. Ketahuilah, wahai pemuda Islam. Allah Ta’ala menciptakan
manusia bukanlah tanpa tujuan. Allah Ta’alatelah memberitahukan
tujuan penciptaan makhluk itu dalam kitab-Nya, Al-Qur’an, sebagai berikut:
Tujuan pertama adalah mengenal Allah.
Maksudnya: Allah Ta’ala menciptakan
kita, agar kita mengenal siapa Rabb kita dengan mengetahui nama, sifat, dan
perbuatan-Nya.
Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ
الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
”Allah-lah yang menciptakan
tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar
kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu” (QS.Ath-Thalaaq:
12).
Tujuan kedua adalah beribadah kepada Allah, Maksudnya: Allah Ta’ala menciptakan
kita agar kita beribadah hanya kepada-Nya dengan cara yang dikehendaki-Nya,
yang disebutkan dalam syari’at-Nya.
Beribadah kepada Allah
itu berarti taat kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Allah ta’ala berfirman :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
”Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”(QS.Adz-Dzaariyaat:
56).
Wahai pemuda Islam,
bayangkan diri Anda setiap hari berusaha mengembalikan seluruh aktifitas Anda
kepada tujuan hidup tersebut. Niscaya, Anda akan lihat kehidupan Anda
benar-benar bernilai ibadah, kehidupan yang dicintai Rabb Anda dan kehidupan
yang demikian dekat dengan Rabb Anda, karena Anda mengenal-Nya, berusaha
senantiasa mengingat-Nya serta beribadah dan taat kepada-Nya.
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Artikel Muslim.or.id
0 Response to "Kemana Masa Mudaku Melangkah - Part 7"