Inilah
pemuda-pemuda dalam Al Qur'an yang semestinya menjadi idola setiap Muslim
Pemuda-Pemuda dalam Al-Qur’an
1. Nabi Ibrahim
Allah Ta’ala mengisahkan
tentang ucapan kaum Nabi Ibrahim ‘alaihis
salam yang
membicarakan tentang beliau saat beliau masih muda,
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
“Mereka berkata, ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela
berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim’” (QS. Al-Anbiyaa`: 60).
Masa muda Nabi Ibrahim ‘alaihis salam digunakan
untuk mengajak manusia menjauhi syirik. Beliau berdakwah
pada raja dan masyarakatnya ketika itu. Beliau, dengan beraninya mendakwahi
raja untuk mengajaknya taat kepada Allah! Demikianlah selayaknya pemuda
sekarang mencontoh dan mengikuti beliau ‘alaihis
salam.
2. Nabi Yusuf
Allah Ta’ala mengisahkan
masa muda Nabi Yusuf ‘alaihis
salam dengan berbagai pelajaran yang dapat dipetik
untuk bekal hidup bagi orang yang bertakwa. Sosok Nabi Yusuf ‘alaihis salam termasuk idola
terbaik bagi para pemuda dalam menjaga kehormatan diri dan mengendalikan hawa
nafsu serta mendahulukan ridha Allah Ta’ala, walaupun
harus mendapatkan kesulitan dan kepayahan di dalam meniti jalan yang lurus.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan wanita-wanita di kota berkata, ‘Isteri Al Aziz menggoda
bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada
bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam
kesesatan yang nyata’” (QS. Yusuf: 30).
Perhatikan, wahai pemuda, bagaimana
Nabi Yusuf ‘alaihis
salam menjaga diri ketika diajak berzina oleh seorang
wanita cantik nan berkedudukan tinggi di tengah kaumnya. Lihatlah, bagaimana
kekuatan iman sang pemuda yang bernama Yusuf ‘alaihis
salam ini mampu menghadapi rayuan wanita tersebut. Di
dalam surat Yusuf, Allah gambarkan betapa beratnya ujian kesabaran bagi Nabi Yusuf ‘alaihis salam, berikut
ini sekilas gambaran beratnya fitnah wanita yang beliau hadapi itu:
- Wanita
tersebut istri raja atau menteri.
- Wanita
penggoda tersebut adalah wanita yang cantik.
- Nabi
Yusuf ‘alaihis
salam dirayu dan diajak. Bukan beliau yang
mengajak, sehingga nampak kemudahan yang besar untuk melakukannya.
- Nabi
Yusuf ‘alaihis
salam diajak melakukan perbuatan keji itu di
ruangan tertutup.
- Nabi
Yusuf ‘alaihis
salam adalah
orang asing di tempat tersebut, yang biasanya rasa malu orang asing dalam
melakukan kemaksiatan berkurang dibandingkan di tempat kelahirannya.
- Jika Nabi
Yusuf ‘alaihis
salam menolak
ajakan tersebut, maka bisa jadi terancam akan mendapatkan hukuman dari
wanita tersebut karena dia adalah istri seorang raja atau menteri.
- Nabi
Yusuf ‘alaihis
salam adalah pelayan wanita tersebut, beliau
berada di bawah pengaturannya.
- Status
sebagi pelayan itu juga menyebabkan rasa aman dari munculnya kecurigaan
orang lain terhadap perbuatan keji itu, seandainya dilakukan.
- Nabi
Yusuf ‘alaihis
salam ketika itu adalah sosok pemuda sebagaimana
normalnya seorang pemuda. Beliau memiliki kekuatan syahwat yang lebih.
- Karena
demikian kuatnya pendorong bermaksiat tersebut dan nyaris tidak ada halang
rintangnya, maka sempat muncul keinginan pada diri Nabi Yusuf ‘alaihis salam terhadap
wanita tersebut, namun kekuatan ilmu tentang Rabbnya dan kekuatan imannya
mampu mengusir keinginan tersebut. Akhirnya, Allah pun menyelamatkan
beliau dari perbuatan keji tersebut. Wa
lillahilhamdu.
3. Pemuda Ashabul Kahfi
Allah Ta’ala mengisahkan
tentang sekelompok pemuda yang dikenal dengan sebutan Ashabul Kahfi, para penghuni gua. Mereka adalah profil para
pemuda yang memilih kemuliaan agama, menjauhi fitnah kaumnya, dan para pelaku
maksiat ketika mereka tidak mampu memperbaiki lingkungannya. Di samping itu
mereka juga teladan dalam kebagusan berdoa dan memohon pertolongan kepada Rabb
mereka. Allah Ta’ala berfirman,
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua, lalu mereka berdoa ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami
dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini)’” (Al-Kahfi: 10).
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Artikel Muslim.or.id
0 Response to "Kemana Masa Mudaku Melangkah - Part 3"