Sangat disayangkan bahwa banyak pemuda Islam pada zaman ini yang mengidolakan orang-orang yang justru menjerumuskan mereka kepada kerusakan agama, ibadah dan, akhlak
Para ulama berselisih
pendapat mengenai kapankan masa muda itu. Pendapat yang terkuat adalah usia muda itu diawali masa baligh dan berakhir
sampai sebelum usia 40 tahun. An-Nawawi rahimahullah mengatakan:
الشباب عند أصحابنا هو من بلغ ولم يتجاوز ثلاثين سنة
“Pemuda menurut ulama madzhab kami
adalah orang yang telah mencapai baligh, namun tidak melampaui usia 30 tahun” (Syarah Shahih
Muslim: 9/173).
Ats-Tsa’alabi rahimahullah berkata:
إن الشاب هو الذي بين الثلاثين والأربعين
“Sesungguhnya pemuda adalah sosok orang
yang berusia antara 30 dan 40 tahun” (Fiqhul Lughah:
111)1.
Ibnu Atsir rahimahullah berkata,
والكهل من الرجال: من زاد على الثلاثين سنة إلى الأربعين ، وقيل من ثلاث وثلاثين إلى تمام الخمسين
“Orang yang berada pada masa
transisi antara masa muda ke masa tua adalah: orang yang berusia lebih dari 30
tahun sampai 40 tahun. Adapula ulama yang berpendapat (bahwa orang yang berada
pada masa transisi tersebut adalah): orang yang berusia 33 tahun sampai genap
berusia 50 tahun” (An-Nihayah fi
gharibil Hadits: 4/313)2.
Hal ini mengisyaratkan masa muda
umat ini rata-rata memakan waktu hampir sepertiga dari usia mereka, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjelaskan bahwa pada umumnya usia umat beliau
antara 60-70 tahun, beliau bersabda:
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Usia umatku adalah diantara 60 sampai 70 tahun, sedangkan
paling sedikit jumlahnya diantara mereka adalah orang yang usianya melampui
usia rata-rata umatku tersebut” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani).
Dengan demikian, jika seseorang
dikaruniai bisa mengenyam masa mudanya dengan lengkap, maka itu berarti sekitar
25 tahun ia habiskan masa mudanya tersebut di kehidupan dunia ini, sebelum
masuk kedalam masa transisi dan akhirnya masa tuapun tiba, saat kekuatan tubuh
seseorang mulai menurun, tulangnya mulai merapuh dan bisa jadi sudah mulai
pikun. Dua puluh lima tahun adalah suatu masa yang panjang bagi pemuda untuk
bisa menorehkan berbagai macam prestasi di masyarakatnya!
Oleh karena itulah, dalam masa
keemasan sejarah Islam, ketika tarbiyah terhadap pemuda demikian bagusnya, maka
tonggak-tonggak perubahan umat Islampun banyak dipegang oleh para pemuda.
Deretan nama para tokoh, pemimpin dan pembaharu dalam Islam ini banyak diisi
oleh para pemuda Islam.
Selebritis Bukan Idolamu, Wahai Pemuda
Sangat disayangkan bahwa banyak
pemuda Islam pada zaman ini yang mengidolakan orang-orang yang justru
menjerumuskan mereka kepada kerusakan agama, ibadah dan, akhlak. Mereka tidak
memahami apa patokan sosok idola yang baik itu! Kenyataannya, banyak pemuda
yang menilai bahwa patokan idola yang baik itu adalah ketenaran dalam masalah
hobi yang mereka sukai, tanpa memandang apakah sosok idola tersebut memiliki
sifat-sifat yang dicintai oleh Allah atukah tidak. Oleh karena itulah, banyak
pemuda yang mengidolakan para seleberitis yang justru mencelakakan dan
merendahkan martabat mereka!
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI), seleberitis itu maknanya adalah orang yang terkenal atau masyhur.
Jika demikian maknanya, tentulah
keterkenalan seseorang tidak secara mutlak menjadi standar kelayakan untuk
menjadi sang idola! Karena banyak orang-orang yang terkenal, namun justru
ketenarannya dalam hal-hal yang buruk. Misalnya terkenal sebagai pemimpin yang
kejam dan takabur, seperti fir’aun dan namrud,
Terkenal karena disebut sebagai
sosok penduduk Neraka, seperti abu lahab dan selain mereka.
Atau idola banyak pemuda zaman ini,
dari para seleberitis yang tidak kenal tauhid, tidak shalat, pemuja setan, suka
selingkuh, mengumbar aurat atau selainnya dari rekam jejak yang dimurkai oleh
Allah Ta’ala. Wahai
para pemuda, pilihlah idola yang jelas-jelas dicintai oleh Allah Ta’ala, dan idola
tertinggi kita adalah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, kemudian para Rasul dan Nabi selain beliau ‘alaihimus salam, lalu para Sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’inradhiyallahu
‘anhum , selanjutnya para imam kaum muslimin dan
orang-orang yang sholeh. Jika Anda mengikuti idola-idola yang shaleh tersebut,
maka keberkahan akan Anda dapatkan dalam kehidupan Anda!
Wahai para pemuda, inilah pemuda idola
Anda!
Wahai para pemuda, tinggalkan
idola-idola palsu yang tidak menambah kecuali kerugian dunia akhirat Anda!
Idola-idola palsu dari kalangan musuh-musuh Islam, yang membawa ajaran rusak,
tidak mengenal shalat, banyak maksiat dan berakhlak buruk! Hanya karena
dibungkus dengan baju kemewahan dan ketenaran atau semacamnya, idola-idola palsu
tersebut laris di kalangan para pemuda Islam!
Gantilah idola-idola palsu yang
merusak akhlak Anda, merendahkan martabat Anda dan menjerumuskan Anda dalam
kubang kesyirikan, kemaksiatan, tata cara ibadah yang menyimpang
serta akhlak yang buruk! Tinggalkan idola-idola yang merusak tersebut, karena
itu adalah racun bagi hati dan perilaku Anda! Sadarlah wahai pemuda, Anda
sedang diincar, ditarget dan dibidik untuk menjadi budak-budak penghusung
sponsor ideologi batil, ajaran agama sesat dan perilaku menyimpang dari adab
Islami!
Segera jaga, lindungi dan sayangi
diri Anda dengan menggantungkan harapan dan tawakkal kepada Allah semata dan
berjuang keras untuk menjadi hamba-Nya yang taat, menjadi pemuda dan pemudi
yang bertauhid, beribadah dengan benar dan berakhlak Islami!
Mari, ikatkan diri Anda dengan
profil-profil pemuda yang mulia, baik itu pemuda dari kalangan Nabi maupun
generasi terbaik Salafush Shalih kita, serta pemuda dari kalangan ulama Ahlus
Sunnah wal Jama’ah.
(bersambung)
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Artikel Muslim.or.id
0 Response to "Kemana Masa Mudaku Melangkah - Part 2"