اَلْحَمْدُ لِلَّهِ خَلَقَ
الإِنْسَانَ، عَلَّمَهُ البَيَانَ، وَحَذَّرَهُ مِنْ آفَاتِ الْلِسَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَدَةً
تُفْتَحُ لِقَائِلِهَا أَبْوَابَ الجِنَانِ، وَتُغْلَقُ عَنْ أَبْوَابِ
النِيْرَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُؤَيِّدُ
بِالمُعْجِزَاتِ وَالبُرْهَانِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ، أَهْلُ البِرِّ وَالْإِيْمَانِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ:
أَيُّهَا
النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،
Ibadallah,
Satu-satunya
agama yang benar, diridhai dan diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla adalah Islam. Agama-agama selain
Islam, tidak akan diterima oleh Allah ‘Azza
wa Jalla. Karena agama-agama tersebut telah mengalami penyimpangan
yang fatal dan telah dicampuri dengan tangan-tangan kotor manusia. Setelah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, maka orang Yahudi, Nasrani dan
yang lainnya wajib masuk ke agama Islam, mengikuti Rasulullah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya
agama di sisi Allah ialah Islam.” (QS. Ali ‘Imran/3:19).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
أَفَغَيْرَ
دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
“Maka
mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada
dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun
terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembali-kan?” (QS. Ali ‘Imran/3:83).
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada
hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS.
Al-Maidah/5:3).
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:
وَمَنْ
يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
“Dan
barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima.” (QS.
Ali ‘Imran/3:85).
Apabila
orang Yahudi dan Nashrani tidak masuk dalam agama Islam yang dibawa oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka mereka pasti menjadi penghuni
neraka Jahannam. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda:
وَالَّذِيْ
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ! لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هـٰذِهِ اْلأُمَّةِ
يَهُوْدِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي
أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi
Rabb yang diri Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang dari umat Yahudi
dan Nasrani yang mendengar diutusnya aku (Muhammad), lalu dia mati dalam
keadaan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya (Islam), niscaya dia
termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rasul yang terakhir dan
penutup. Syariat yang Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bawa
menghapus syariat sebelumnya. Allah ‘Azza
wa Jalla tidak
menerima agama dari seorang hamba selain dari agama Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk mengajak orang-orang Yahudi dan
Nashrani masuk ke dalam agama Islam, karena setelah Nabi Muhammadshallallahu
‘alaihi wa sallam diutus,
maka tidak ada Nabi lagi sesudah Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam dan
tidak ada agama kecuali agama Islam. Bahkan seandainya Nabi Musa Alaihissallam
masih hidup, maka dia wajib mengikuti agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana
yang terjadi pada Umar bin al-Khaththab radhiyallahu
‘anhu, ketika itu Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam memegang
dan membaca lembaran Taurat, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَمُتَهَوِّكُوْنَ
فِيْهَا يَا ابْنَ الْـخَطَّابِ؟ وَالَّذِيْ نَفْسِـيْ بِيَدِهِ ، لَقَدْ
جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً ، لَا تَسْأَلُوْهُمْ عَنْ شَيْءٍ
فَيُخْبِرُوْكُمْ بِحَـقٍّ فَتُكَذِّبُوْا بِهِ ، أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوْا
بِهِ ، وَالَّذِيْ نَفْسِـيْ بِيَدِهِ ، لَوْ أَنَّ مُوْسَى كَانَ حَيًّا مَا
وَسِعَهُ إِلَّاأَنْ يَتَّبِعَنِـيْ
“Apakah
engkau merasa ragu, wahai Umar bin al-Khaththab? Demi Allah yang diri Muhammad
ada di tangan-Nya, sungguh aku telah membawa kepada kalian agama ini dalam keadaan
putih bersih. Janganlah kalian tanya kepada mereka tentang sesuatu, sebab nanti
mereka kabarkan yang benar namun kalian mendustakan, atau mereka kabarkan yang
bathil lalu kalian membenarkannya. Demi Allah yang diri Muhammad berada di
tangan-Nya! Seandainya Nabi Musa itu hidup, maka tidak boleh baginya melainkan
harus mengikuti aku.” (HR. Ahmad, ad-Darimi, dan Ibnu Abi ‘Ashim).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ
بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا
اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah
(Muhammad): ‘Wahai ahli Kitab, marilah (kita menuju) kepada suatu kalimat
(pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain
Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan bahwa kita
tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.’ Jika mereka
berpaling maka katakanlah (kepada mereka): ‘Saksikanlah, bahwa kami termasuk
orang-orang muslim.” (QS. Ali ‘Imran/3:64).
Pada
zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, Allah ‘Azza
wa Jalla telah menjelaskan
dalam Alquran bahwa Yahudi dan Nasrani selalu berusaha untuk memurtadkan dan
menyesatkan kaum Muslimin dan mengembalikan mereka kepada kekafiran, mengajak
kaum Muslimin kepada agama Yahudi dan Nasrani. Allah ‘Azza wa Jallaberfirman:
وَدَّ
كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ
كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ
الْحَقُّ
“Banyak
di antara ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu
setelah kamu beriman menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dari dalam diri
mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah/2:109).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَلَنْ
تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Dan
orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu (Muhammad) sebelum
engkau mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah/2:120).
Ayat-ayat
di atas menjelaskan bahwa Islam satu-satunya agama yang benar, adapun selain
Islam tidak benar dan tidak diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Ayat-ayat
di atas juga menjelaskan bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak senang kepada
Islam serta tidak ridha kecuali jika umat Islam mengikuti mereka. Mereka
berusaha untuk menyesatkan dan memurtadkan umat Islam dengan berbagai cara.
Saat ini gencar sekali dihembuskan propaganda penyatuan agama, yang menyatakan
konsep satu Tuhan tiga agama. Hal ini tidak bisa diterima, baik secara nash
(dalil Alquran dan as-Sunnah) maupun akal. Ini hanyalah angan-angan semu
belaka. Kesesatan ini telah dibantah oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam Alquran:
وَقَالُوا
لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ
أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴿١١١﴾
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ
رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Dan
mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, ‘Tidak akan masuk Surga kecuali
orang-orang Yahudi atau Nasrani.’Itu (hanya) angan-angan mereka.Katakanlah,
‘Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar. Tidak!
Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat baik, dia
mendapat pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan
mereka tidak bersedih hati’.” (QS. Al-Baqarah/2:111-112).
Allah ‘Azza wa Jalla kemudian menjelaskan bahwa orang yang
ikhlas dan ittiba’, tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka akan
mendapat balasan yang menggembirakan di akhirat. Sedangkan propaganda tersebut
merupakan tipuan mereka (orang Yahudi dan Nasrani) agar kaum Muslimin keluar
dari ke-Islamannya dan memeluk agama Yahudi atau Nasrani. Bahkan mereka
memberikan iming-iming, jika mengikuti agama mereka, orang Islam akan mendapat
petunjuk. Padahal Allah ‘Azza
wa Jalla memerintahkan
kita untuk mengikuti agama Ibrahîm Alaihissallam yang lurus, agama tauhid yang
terpelihara. Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman:
وَقَالُوا
كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ
حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan
mereka berkata, ‘Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk.’Katakanlah, ‘(Tidak!) tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim
yang lurus.Dan dia tidak termasuk orang yang mempersekutukan Allah.” (QS.
Al-Baqarah/2:135).
Untuk
itu, kita wajib berhati-hati dan waspada terhadap propaganda-propaganda sesat,
yang menyatakan bahwa, ‘Semua agama adalah baik’, ‘kebersamaan antar agama’,
‘satu tuhan tiga agama’, ‘persaudaraan antar agama’, ‘persatuan agama’,
‘perhimpunan agama samawi’, ‘persatuan agama Ibrahimiyyah’, ‘persatuan agama
Ilahi’, ‘persatuan kaum beriman’, ‘pengikut millah’, ‘persatuan umat manusia’,
‘persatuan agama-agama tingkat nasional’, ‘persatuan agama-agama tingkat
internasional’, ‘persaudaraan agama’, ‘satu surga banyak jalan’, ‘dialog antar
umat beragama’. Muncul juga dengan nama ‘persaudaraan Islam-Nasrani’ atau
‘Himpunan Islam Nasrani Anti Komunisme’ atau ‘Jaringan Islam Liberal (JIL)’.
Semua
slogan dan propaganda tersebut bertujuan untuk menyesatkan umat Islam, dengan
memberikan simpati ke agama Nasrani dan Yahudi, mendangkalkan pengetahuan umat
Islam tentang Islam yang haq, menghilangkan ‘aqidah al-wala’ wal bara’
(cinta/loyal kepada kaum Mukminin dan berlepas diri dari selainnya), dan
mengembangkan pemikiran anti agama Islam. Dari semua sisi hal ini sangat
merugikan Islam dan umatnya.
Semua
propaganda sesat tersebut merusak ‘aqidah Islam, padahal ‘aqidah merupakan hal
yang paling pokok dan asas dalam agama Islam ini, karena agama ini mengajarkan
prinsip ibadah yang benar kepada Allah ‘Azza
wa Jalla.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ
البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً
كَثِيْرًا،
أَمَّا
بَعْدُ:
أَيُّهَا
النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،
Ibadallah,
Oleh
karena itu, seorang yang beriman kepada Allah ‘Azza
wa Jalla sebagai
Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabinya, tidak boleh ikut
dalam seminar-seminar, perkumpulan, pertemuan, yayasan dan organisasi mereka.
Tidak boleh pula menjadi anggota mereka. Bahkan ia wajib menjauhinya,
mewaspadainya dan takut terhadap akibat buruknya. Ia harus menolaknya,
memusuhinya dan menampakkan penolakannya secara terang-terangan serta
mengusirnya dari negeri kaum Muslimin. Ia wajib mengikis pemikiran sesat itu
dari benak kaum Muslimin, membasmi sampai ke akar-akarnya, mengucilkannya, dan
membendungnya. Pemerintah Muslim wajib menegakkan sanksi murtad terhadap
pengikut propaganda tersebut, setelah terpenuhi syarat-syaratnya dan tidak
adanya penghalang. Hal itu dilakukan demi menjaga keutuhan agama dan sebagai
peringatan terhadap orang-orang yang mempermainkan agama, dan dalam rangka
mentaati Allah‘Azza
wa Jalla dan
Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta demi tegaknya syariat Islam yang
suci.
Hendaknya
setiap Muslim mengetahui hakikat propaganda ini. Ia tidak lain hanyalah
benih-benih filsafat yang berkembang di alam politik yang berujung pada
kesesatan. Muncul dengan mengenakan baju baru untuk memangsa korban, memangsa
‘aqidah mereka, tanah air mereka dan merenggut kekuasaan mereka.
Oleh
karena itu, wajib bagi kaum Muslimin untuk bara’ (berlepas diri dari
kekufuran).
Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat untuk kaum Muslimin serta menambah keyakinan mereka
tentang benarnya agama Islam dan wajib berlepas diri dari semua kesyirikan dan
kekafiran. Dan kita wajib untuk bermuamalah dengan baik sesuai dengan syariat
Islam dan tidak boleh sekali-kali mengorbankan aqidah dan agama dalam
bermuamalah dan lainnya.
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ خَيْرَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُّ مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
وَعَلَيْكُمْ
بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي
النَّارِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
فَقَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ، أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ،
وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ آمِناً مُطْمَئِنّاً،
وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا الغَلَا وَالْوَبَا وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالْزَلَازِلَ
وَالمِحَنِ وَسُوْءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بِلَادِنَا
هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ وَلِّي عَلَيْنَا خِيَارَنَا وَكْفِيْنَا شَرَّ شِرَرَنَا وَلَا
تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَا لَا يَخَافُوْكَ وَلَا يَرْحَمُنَا،
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ
رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا
فِيْهِ صَلَاحَهُ وَصَلَاحَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
بِطَانَتَهُ وَجُلَسَاءَهُ وَمُسْتَشَارِيْهِ وَأَبْعَدْ عَنْهُ بِطَانَةَ
السُّوْءِ وَالمُفْسِدِيْنَ (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ)، وَقِنَا شَرَّ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ (رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)، (وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ).
عِبَادَ
اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا
تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ
كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلِذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
(Diadaptasi
dari tulisan Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas majalah As-Sunnah Edisi
08/Tahun XVIII/1436H/2014M).
www.KhotbahJumat.com
0 Response to "Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar"