Ulama berselisih pendapat tentang hukum berdoa bagi kaum
muslimin ketika khotbah kedua.
o Pendapat pertama,
hukum berdoa ketika khotbah adalah sunah. Ini adalah pendapat Hanafiyah,
Syafi’iyah –dalam salah satu pendapat mereka–, dan pendapat Hanabilah.
o Pendapat kedua,
berdoa ketika khotbah merupakan rukun khotbah kedua. Karena itu, wajib untuk
berdoa pada khotbah kedua. Ini adalah pendapat yang dijadikan acuan dalam
Mazhab Syafi’iyah.
Insya Allah, pendapat yang lebih kuat dalam hal ini adalah
pendapat pertama, yang menyatakan bahwa berdoa saat khotbah kedua itu hukumnya
dianjurkan, bukan termasuk rukun. Semua ulama sepakat bahwa mendoakan kebaikan
kepada kaum muslimin termasuk sesuatu yang disyariatkan.
Syekh Muhammad bin Ibrahim mengatakan, “Hendaknya doa ketika
khotbah adalah doa yang penting bagi kaum muslimim, seperti: kemenangan untuk
Islam dan kaum muslimin, serta kekalahan bagi orang kafir.” (Fatawa wa
Rasail Syaikh Muhammad bin Ibrahim, 3:21)
Di antara dalil bahwa berdoa pada kesempatan ini hukumnya
dianjurkan adalah:
o Hadis dari Samurah
bin Jundab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam meminta ampunan untuk kaum mukminin-mukminat dan
muslimin-muslimat setiap hari Jumat. (H.r. Al-Bazzar dan Thabrani. Ibnu Hajar
berkata, “Sanadnya layyin karena dalam sanadnya ada Yusuf bin
Khalid As-Samti, dan dia termasuk perawidhaif)
o Waktu berkhotbah
termasuk waktu yang mustajab, sehingga dianjurkan untuk memanfaatkan waktu ini
untuk berdoa.
Teks doa
Doa pertama:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ
“Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum
muslimin laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat,
Dzat yang mengabulkan doa.”
Keterangan:
Teks doa ini tidak ada dalilnya dalam Alquran maupun hadis. Karena itu, boleh divariasikan. Yang penting, mengandung doa permohonan ampunan untuk kaum mukminin laki-laki dan wanita.
Teks doa ini tidak ada dalilnya dalam Alquran maupun hadis. Karena itu, boleh divariasikan. Yang penting, mengandung doa permohonan ampunan untuk kaum mukminin laki-laki dan wanita.
Doa kedua:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
Keterangan:
Teks doa ini merupakan firman Allah di surat Al-Hasyr, ayat 10.
Teks doa ini merupakan firman Allah di surat Al-Hasyr, ayat 10.
2. Mendoakan kebaikan untuk pemimpin secara umum
Mendoakan kebaikan bagi penguasa kaum muslimin secara umum dalam
khotbah Jumat termasuk amalan yang dianjurkan. Imam An-Nawawi mengatakan,
“Mendoakan kebaikan untuk penguasa kaum muslimin dan pemimpin mereka, agar
mendapatkan kebaikan, kemudahan dalam menegakkan kebenaran serta keadilan, dan
semacamnya termasuk doa yang dianjurkan menurut kesepakatan ulama.” (Al-Majmu’
Syarh Muhadzab, 4:521)
Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan, “Andaikan saya memiliki
satu doa yang pasti dikabulkan, niscaya saya berikan doa itu untuk kebaikan
pemimpin yang adil, karena ketika pemimpin baik maka itu akan memberikan
kebaikan kepada kaum muslimin.” (Al-Furu’, 2:120). Beliau juga
mengatakan, “Aku doakan pemimpin agar mendapatkan taufik dan petunjuk menuju
jalan yang lurus.” (Al-Furu’, 2:120)
Imam Al-Barbahari mengatakan, “Apabila engkau melihat seseorang
mendoakan keburukan untuk pemimpinnya, ketahuilah, dia adalah pengikut hawa
nafsu (ahli bid’ah). Sebaliknya, jika engkau mendengar seseorang mendoakan
kebaikan bagi penguasanya, ketahuilah, dia termasuk ahlus sunnah,
insya Allah.” (Syarhus Sunnah, no. 107)
Kemudian, beliau mengutip perkataan Fudhail bin ‘Iyadh; beliau
mengatakan, “Andaikan aku memiliki satu doa yang pasti dikabulkan, aku tidak
akan menggunakan doa itu kecuali untuk kebaikan penguasa.” Beliau ditanya,
“Wahai Abu Ali (kun-yah Fudhail), mohon jelaskan kepada kami perkataan
Anda.” Beliau menjawab, “Jika aku gunakan doa yang baik ini untuk kepentingan
diriku maka manfaatnya tidak meluas. Namun, jika aku gunakan untuk kebaikan
penguasa, kemudian dia menjadi baik, seluruh masyarakat dan negara akan menjadi
baik.” Karena itu, kita diperintah untuk mendoakan kebaikan bagi penguasa, dan
kita tidak boleh mendoakan keburukan bagi mereka, meskipun mereka berbuat jahat
dan zalim, karena kejahatan dan kezaliman mereka akan menimpa diri mereka
sendiri, sedangkan kebaikan mereka akan memberikan dampak baik untuk dirinya
dan kaum muslimin. (Syarhus Sunnah, no. 107)
Teks doa
Doa pertama:
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ
اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ
بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ
عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ
الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ
أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”
Keterangan:
Doa ini merupakan doa Syekh Shaleh Al-Fauzan dalam khotbah beliau.
Doa ini merupakan doa Syekh Shaleh Al-Fauzan dalam khotbah beliau.
Doa kedua:
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ
وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى
طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ
مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk
menempuh jalan yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Ya Allah, bantulah meraka
dalam melakukan ketaatan kepada-Mu dan berilah mereka petunjuk ke jalan yang
lurus. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari setiap fitnah dan masalah, baik yang
tampak jelas maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa atas
segala sesuatu.”
Doa ketiga:
اَللَّهُمَّ آمِنَّا
فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ
وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ
عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا
رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah
pemimpin kami dan penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami
untuk orang yang takut kepada-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu,
yaa Rabbal ‘alamin. Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk
menempuh jalan petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka sesuai ridha-Mu,
dan berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.”
Keterangan:
Doa ini termasuk salah satu doa Syekh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin pada salah satu khotbah Jumat beliau.
Doa ini termasuk salah satu doa Syekh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin pada salah satu khotbah Jumat beliau.
Selain doa-doa di atas, khatib juga bisa menambahkan doa-doa
yang lainnya, baik yang ada dalam Alquran maupun As-Sunnah. Di antaranya:
a. Doa agar mendapatkan keturunan yang baik
رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.”
b. Doa untuk kebaikan dunia dan akhirat
رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat serta lindungilah kami dari siksa neraka.”
c. Doa mohon ampunan atas sikap yang melampui batas
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
“Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan segala
tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, teguhkanlah pendirian
kami, dan tolonglah kami atas kaum yang kafir.”
d. Doa memohon ampunan untuk orang tua dan seluruh kaum muslimin
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِنَا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Wahai Rabb kami, ampunilah kami, orang tua kami, dan setiap
orang yang masuk ke rumah kami dengan beriman, juga semua laki-laki yang
beriman dan perempuan yang beriman.”
Catatan:
Doa khatib ketika berkhotbah adalah doa jama’i, yang
diaminkan oleh sebagian makmum. Karena itu, hindari penggunaan kata ganti “aku”
atau “-ku”, karena doa dengan kata ganti “aku” berarti doa untuk
kepentingan pribadi, padahal makmum mengaminkannya. Sebagian ulama menganggap
tindakan ini sebagai bentuk pengkhianatan kepada makmum.
Contoh yang sering terjadi, doa memohonkan ampunan untuk diri
sendiri dan orang tua:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ
وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, serta berilah
rahmat kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidikku di waktu kecil.”
Doa ini tidak boleh dibaca pada saat doa jemaah, termasuk ketika
khotbah. Karena doa ini kembali untuk kepentingan khatib sendiri. Yang benar,
kata ganti “aku” diubah menjadi “kami”, sehingga teks doanya
adalah:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
“Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta
berilah rahmat kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.”
Allahu a’lam.
0 Response to "Doa Khutbah Jumat"